ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN GEREJA
Nama : Ratih Lena
Dabukke
Semestrer : IV (Empat)
Dosen : Pst. David B. Hasibuan
Mata Kuliah : Administasi dan Managemen Gereja
Buku : Prinsip-prinsip Pertimbangan Utama dalam Administrasi Gereja
Penulis : Pdt. Dr.
Yakub B. Susabda
Tujuan buku
ini ialah melengkapi pemimpin-pemimpin gereja dalam mempertanggung jawabkan pelayanan mereka kepada Tuhan dan sesama, di dalam dan melalui
gereja. Buku ini
membahas pokok penting yaitu bagaimana ‘mempertangung jawabkan’, oleh karena itu dalam buku ini mengatakan bahwa terkadang kata ini di salah tafsirkan oleh orang-orang. Misalnya ada
pemimpin gereja ynag sudah merasa cukup bertanggung jawab dengan melaksanakan dan memimpin secara
langsung seluruh tugas rohani di gerejanya, seperti khotbah, memimpin P.A,
persekutuan doa, dan sebagainya. Tetapi ada juga pemimpin gereja yang
berpendapat bahwa tanggung jawabnya yang utama sebagai pemimpin sebenarnya terletak dalam pengaturan strategi kehidupan pelayanan gereja.
Oleh sebab
itu ia perlu secara langsung terlibat dengan setiap pelayanan rutin yang ada
dalam gereja yang ia pimpin. Ia adalah pemikir, organisator, dan otak dari
seluruh kehidupan dan pelayanan gerejanya. Dan di tengah segala macam penafsiran tentang pertanggung jawaban pemimpin gereja inilah muncul istilah administrasi gereja. Istilah
yang sejak lahirnya sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi di formulasikan. Terutam karena konteknya salah dan pendekatannya pun menurut
pengamatan penulis buku ini adalah tidak tepat.
Adminstrasi
gereja dianaktirikan di satu gereja,
dimanjakan di gereja lain, tetapi yang lebih parah di hamper semua gereja
administrasi gereja sudah dikebirikan dan hanya dipakai dengan sebutan saja
(hanya nama saja).apakah sebenarnya administrasi gereja? Pertanyaan ini mungkin terlalu pagi untuk dijawab.
Dalam konteks ini seharusnya kita harus
mengerti terlebih dahulu bahwa pada hakikatnya administrasi gereja adalah
pertangungjawaban para pemimpin-pemimpin
gereja dalam menyediakan wadah yang tepat dan jelas, di mana inkarnasi firman itu menjadi kenyataan. Dimana gereja betul-betul
menjadi tubuh Kristus, kehadiran Kristus yang hidup dan konkret.
Dengan kesimpulan ini menjadi sangat jelaslah
bahwa Adminstrasi gereja sebenarnya tidak seperti apa yang di contohkan orang selama ini, sebagai urusan surat-menyurat, rapat-rapat, ataupun
organisasi pada umumnya saja. Karena Administrasi gereja adalah ekspresi dari
seluruh tangung jawab pemimpin gereja dalam hidup pelayanannya. Oleh sebab itu,
cara pelaksanaanya tergantung dari tiap
individu pemimpin itu sendiri. Bergantung mutlak pada bagaimana menafsirkan kebenran Firman Tuhan;
“bagaimana ia melihat kebutuhan yang ada dalam gerejanya”; “bagaimana ia
menyeleksi hal-hal yang primer dan sekunder, yang mendesak dan dapat di
berhentikan”; “bagaimana strategi dan
rencananya untuk mencapai goal yang antara lain melengkapi gereja dalam
memenuhi tugas panggilannya.
Alkitab
memang tidak pernah memberikan resep bagaimana Adminitrasi gereja harus di lakukan. Alkitab hanya memberikan prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan
utama bagi setiap pemimpin gereja dalam Administrasi
geraja. Oleh sebab itu pelaksanaannya sangat fleksibel, tergantung pada situasi dan kondisi jemaat setempat. Adminitrasi gereja adalah pertanggungjawaban dari pemimpin-pemimpin gereja
atas seluruh kehidupan pelayanan gereja. Oleh sebab itu Administrasi gereja
selalu bersangkut paut dengan iman dari pribadi-pribadi pemimpin gereja itu,
situasi dan kondisi jemaat itu, misi gereja dan sejarah yang akan
di capai oleh para setiap para pemimpin gereja.
1.
Bersangkut-paut
dengan iman, oleh karena itu Administrasi gereja tidak sama dengan Administrasi
dan organisasi apapun juga. Administrasi gereja hanya bisa dilaksanakan oleh orang Kristen yang imannya sehat, yang mempunyai Teologi dan pengetahuan Alkitab yang sehat juga. Oleh
karena itu Administrasi gereja tidak boleh diserahkan pada orang-orang Kristen
yang baru, di
mana pengetahuan Alkitab dan Teologinya masih kanak-kanak. Tidak setiap orang
berbakat Administrasi biasanya diberi
tanggung jawab Administrasi gereja. Begitu juga denga organisasi. Hanyalah
orang-orang Kristen dewasa, yang beriman sehat dan yang menduduki posisi kunci
dalam jemaat, yang dapat memikul tanggung jawab Administrasi gereja.
2.
Bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi
jemaat oleh karena Adminstrasi gereja selalu fleksibel da tidak perlu paksaan.
Administrasi gereja hanya lahir dari suatu pergumulan dengan Tuhan. Dia Tuhan yang hidup dan yang menyatakan firmaNya sesuai dengan situasi dan kondisi jemaatNya.
3.
Bersangkut-paut dengan misi gereja oleh karena
itu administrasi hanyalah alat supaya gereja bisa melaksanakan misi yang
dipercyakan Allah padanya. Administatrasi gereja adalah akspresi dari kepakaan
pemimpin-pemimpin gereja terhadap
kehendak Allah atas gerejaNya.
Respon
Sebagai
salah satu dari pembaca buku ini, saya merasa bahwa buku ini telah memberikan
inspirasi yang baik untuk dikuti. Artinya saya sangat setuju dengan apa yang
telah di papar oleh Bapak Pdt. Dr. Yakub B. Susabda, bahwa seorang pemimpin
haruslah peka dan mampu untuk mempertanggungjawabkan pelayanan secara lebih
khusus Administrasi gereja, bukan hanya peka tetapi harus memiliki iman yang
sehat, teologi yang sehat dan dapat
dipercaya.
Manfaat buku
Memberikan pengertian yang benar mengenai penafsiran yang salah tentang
adminstrasi gereja, dan memotivasi para pemimpin untuk lebih bersungguh-sungguh
dalam memimpin jemaat yang telah dipercayakan Tuhan, serta memberika gambaran
yang jelas kepada para pemimpin juga jemaat bahwa administarsi gereja bukanlah
hal yang mudah, sebab Administrasi gereja tidaklah sama dengan administrasi
yang biasa dilakukan di sebuah perusahan atau organisasi. Karena administrasi
gereja adalah bagaimana mempertanggung jawabkan dihadapan jemaat dan terlebih
Tuhan.
Rekomendasi
Buku ini cocok bagi mahasiswa Teologi yang imannya sehat dan teologinya sehat,
untuk menjadi panduan bagaimana seharus mengelola administrasi yang benar bukan
hanya teori tetapi lebih kearah penerapan praktisnya. Buku ini sangat baik
untuk pemimpin gereja yang pemula, agar mengetahui apa sebenarnya yang harus
dilakukan dalam kehidupan gereja. Buku ini juga cocok untuk pemimpin gereja
yang senior agar tidak terbawa arus pemikiran yang salah tentang administrasi
gereja.
Buku
: Manajemen Pelayanan Pengantar dan Lokakarya
Penulis
: Pdt. Drs. Agus Lay
Buku ini
ditulis dalam rangka usaha menjawab kebutuhan pengelolaan pelayanan kerohanian,
baik dalam gereja maupun organisasi-organisasi Kristen yang ada di tanah air,
melalui lokakarya. Buku ini mencoba untuk memperkenalkan cara pemahaman
terhadapa prinsip dan fungsi manajemen serta aplikasinya dalam pelayanan
kerohanian. Memang tidaklah mudah untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai
buku teks manajemen. Kesulitan pertama berhubungan dengan kenyataan bahwa
manajemen itu sendiri sebagai ilmu masih relative baru, walaupun
praktiknya sudah setua usia manusia. Dalam banyak hal, belum ada keseragaman di
antara para ahli dan penulis buku-buku manajemen lainnya. Keadaan itu tidak
mengherankan benar karena memang manajemen dan fungi-fungsi manajemen dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
Kesulitan
kedua berhubungan dengan kebijakan dalam mengadakan seleksi : bagian-bagian
manakah dari berbagai teori, konsep, dan gagasan ahli-ahli manajemen yang
sesuai dengan persepsi dan gagasan kristiani, bahkan dengan prinsip-prinsip
alkitabiah. Buku ini
juga dipersiapkan sebagai bahan pengantar untuk suatu lokakarya. Sementara,
lokakarya itu sendiri dimaksudkan sebagai latihan dalam kepemimpinan bagi
orang-orang Kristen, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam melakukan tugas
mereka, serta dapat memimpin orang-orang lain dengan lebih baik lagi. Buku ini tidak sembarang mengambil bahan-bahannya dalam menyampaikan
bahan-bahan lokakarya, karena bahan-bahannya telah diolah berdasarkan Alkitab,
dan sejumlah buku pendukung dalam bidang manajemen serta pengalaman
mengapilkasikan prinsip-prinsip manajemen dalam pelayanan kristen. Bahan-bahan pengantarnya sendiri dipersiapkan dalam bentuk kerangka yang
diperluas dan seseorang yang mengikuti ceramah-ceramah pengarah dapat
menyisipkan catatan-catatan tambahan pada kerangka. Dengan demiian, ia dapat
mengikuti ceramah pengantar secra aktif dan pada akhirnya akan mempunyai
catatan lengakap.
Tujuan buku
ini adalah untuk:
1.
Menyajikan dasar alkitab mengenai manajemen
2.
Menyajikan ‘ bagaimana melakukan’ dan bukan
sekedar mengajarkan prinsip-prinsip
3.
Melakukan ‘ bagaimana melakukan ‘ itu dengan mengunakan
lembar kerja.
4.
Mengintegrasikan sejumlah ‘bagaimana melakukan’
itu, sedemikian rupa, sehingga aplikasinya dipadu dari satu lembar kerja
ke lembar kerja berikutnya.
Tiap bagian
dari lokakarya didasarkan pada bagian yang mendahuluinya. Waktu khusus harus
disediakan untuk mengadakan lokakarya dengan mengisi lembaran kerja. Mulai dari
bagian pertama, sampai bagian terakhir. Lokakarya ini akan menolong untuk melakukan dengan baik fungsi-fungsi
manajemen dalam pelayanan. Namun, hal ini dapat terlaksana hanya apabila
benar-benar mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dalam situasi sebenarnya.
Karena itu, hendaknya terus-menerus bertanya pada diri sendiri, apakah yang
harus saya perbaiki dalam pelaksanaan tugas saya selama ini, atas dasar latihan
yang saya peroleh?. Ketika
melalui lokakarya, maka mulailah menerapkan prinsip-prinsip yang telah
dipelajari, dengan begitu anda akan dapat menemukan sendiri pola yang lebih
sesuai dengan kondisi pelayanan anda. Ulangi pola itu berkali-kali, mungkin
juga dengan revisi dan penyesuaian, maka pada akhirnya, anda akan memiliki
poala yag mantap dalam aplikasi fungsi-fungsi manajemen untuk pelayanan.
Respon
Apa yang
telah dituliskan dalam buku ini, merupakan penerapan secara tidak langsung
kepada pembaca, karena penulis buku mencoba untuk memberikan kemudahan kepada
pembaca untuk dapat mempraktekan secara langsung dan tidak ada tuntutan harus
sempurna. Melainkan penulis menyarakan agar belajar dari apa yang diberikan melalui
lokakarya dan ikuti perkembangannya yang sesuai dengan pola dan situasi serta
kondisi jemaat. Namun buku ini mempunyai kelemahan yaitu, segi iman: misi
gereja: dan pengetahuan tentang sejarah. Bukan berarti saya tidak setuju tetapi
perlu peninjauan yang lebih akurat, dari sudu iman; sejarah dan misi gereja,
bukan hanya bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi pelayanan.
Manfaat buku
Dapat mendorong pembacanya untuk mengelola pelayanan dengan lebih baik dalam
usaha mencapai efisien pelayanan.
Rekomendasi:
Buku ini cocok untuk semua orang Kristen yang terlibat dalam pelayanan
gereja. Juga baik di gunakan untuk membuat administrasi pribadi, dan bagaimana
cara mengelola suatu usaha agar dapat mencapai goal yang telah ditetapkan.
Maju Terus untuk IKSM Santosa Asih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar