Rabu, 27 November 2013

Makalah Teknologi Media Pembelajaran

DIMENSI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

MAKALAH
DiSerahkan untuk Memenuhi Persyaratan
Mata kuliah Administrasi Pendidikan

 














Di susun oleh :

Nama:
Adi Suryanto
Ratih Lena Dabukke

Semester: V(Lima)

SEKOLAH  TINGGI  TEOLOGI  IKSM  SANTOSA  ASIH

JAKARTA
Sepetember 2013






DAFTAR  ISI

BAB  I            PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
BAB  II           Dimensi Teknologi Pembelajaran
a.       Desain
b.      Pemanfaatan
c.       Pengelolaan
d.      Penilaian
BAB  IV         PENUTUP
a.       Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


















BAB  I
PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Istilah lain untuk dimensi-dimensi teknologi pembelajaran adalah domain atau kawasan teknologi pembelajaran. Pembahasan tentang kawasan teknologi pembelajaran itu penting karena teknologi pembelajaran berupaya untuk:
1.      Merancang
2.      Mengembangkan dan
3.      Memanfaatkan aneka sumber belajar. 
Tiga aspek teknologi pembelajaran tersebut di atas berfungsi untuk memudahkan atau menfasilitasi seseorang dalam melaksanakan kegiatan belajar yang berlangsung tanpa batas.
Rumusan tentang pengertian Teknologi pembelajaran telah mengalami bebrapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. pengertian teknologi pembelajaran berkembang sebagai akibat dari meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan yang tidak dapat di selesaikan dengan cara konfensional dan karena tampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan peluang untuk alternatif baru.
Artinya belajar dapat dilakkukan di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan orang yang melakukan kegitan terstruktur mengolah perubahan tiga kemampuan yang dimilikinya yakni kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar bertujuan untuk merubah tiga kemampuan tersebut. Tiga kemampuan itu ada pada setiap orang tanpa mengenal usia. Dalam teknologi pembelajaran dikenal lima doamain atau bidang garapan teknologi pembelajaran yaitu:
1.      Disain
2.      Pengembangan 
3.      Kemanfaatan 
4.      Pengelolaan serta
5.      Penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar (sumber terencana maupun yang tidak direncakan tetapi berfungsi untuk belajar).




BAB  II
Dimensi Teknologi Pembelajaran
a.      Desain
Disain pembelajaran adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Dimensi atau kawasan disain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran terutama diilhami dari pemikiran. Kawasan disain meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu; disain sistem pembelajaran, disain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. desain sistim pembelajaran adalah merupakan prosedur linier dan interatif yang menuntut kecermatan dan kemantapan agar dapat berfungsi sebagai alat untuk selalu mengontrol. sedangakan desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya tangkap, sedangkan strategi pembelajaran adalah spisipikasi untuk meyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran, dan sedangkan karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efeksivitas proses belajar karakter peserta didik mencakup keadaan sosio-pisiko-fisik peserta didik.
b.      Pengembangan
Pengembangan yaitu proses penerjemahan spesifikasi desain kepada bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup; pengembangan teknologi cetak, audio visual, komputer dan multimedia. Dan kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media melalui proses bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Dan kawasan pengembangan terjadi karena pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
c.       Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. kawasan pemanfaatan sangat penting karena membicarakan antara peserta didik dan bahan belajar dan sistem pembelajaran. Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis.

d.      Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan pemanfaatan media. Namun melalui perubahan perpustakaan melalui media membutuhkan pusan dan ahli media sekolah. Program-program sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologi dan kurikulum. Oleh kerena itu, kawasan pengelolaan menurut Seels & Richey (2005:53) dapat di gambarkan sebagai berikut yaitu kawasan pengelolaan:
1.      Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan.
2.      Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistim pendukung dan pelayanan sumber.
3.      Pengelolaan sistem penyampaian meliputi, perencanaan, pemantauan dan pengendalian.
4.      Pengelolaan formasimeliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman.

e.       Penilaian
Teknologi Pembelajaran meliputi Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, yang mencakup analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilain formatif dan penilaian sumatif. Penilaian ini juga berkaitan dengan Evaluasi yaitu untuk mengetahui sejauh manakah peserta didik telah mengusai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan serta mendiagnosis kwalitas belajar peserta didik. Adapun tujuan tujuan Evalusi hasil belajar adalah:
1.      Untuk mengetahui pencapain indikator atau kompetensi yang telah di tetapkan
2.      Memperoleh umpan balik bagi guru
3.      Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
4.      Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemanfaatan).


BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Jadi dari pokok pembahasan di atas yaitu meliputi desain-desain teknologi pembelajaran mencakup lima bagian yaitu: desain, Pengembangan, Pengelolaan, pemanfaatan Penilaian dapat di simpulkan sebagai berikut yaitu agar mencapai yang namanya suatu tujuan yang maksimal dan Efesien. Yaitu untuk mengetahui sampai sejauh manakah peserta didik telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan serta mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.

Judul Buku : Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasi
Penerbit:  RINEKA CIPTA
Pengarang: Drs. Bambang Warsita, M. Pd. K


Kamis, 21 November 2013

Cerpen Lena Saragih

Pengalaman Saya Sewaktu Saya kecil
Diwaktu saya kecil,saya sangat tertarik dengan namanya seorang hamba TUHAN.
Awalnya saya tertarik dengan hamba TUHAN adalah ada seorang anak gadis,tapi……..!!!!!! anak gadis itu  adalah anak dari seorang hamba TUHAN,dan gadis itu sangatlah sayang kepada anak-anak sekolah minggu, dan gadis itu sangat baik kepada saya,ketika saya sakit gadis itu memperhatikan saya.

Dan dari situlah saya mulai senang dengan namanya seorang hamba TUHAN, dan di awal saya senang dengan seorang hamba TUHAN itu adalah”saya ingin melayani di dalam doa persembahan ” ketika saya mulai melayani untuk membawakan doa persembahan di ibadah sekolah minggu saya juga senang dengan dengan membawakan pujian ( WL ), karena pada waktu saya kecil, saya juga senang dengan namanya bernyanyi.

Di waktu saya menjadi WL di dalam ibadah sekolah minggu, saya juga mulai malayani di ibadah raya sekolah minggu. Dan ketika saya sudah tamat dari SD saya masuk ke ibadah pemuda remaja,  dan pada waktu  saya masuk dalam ibadah pemuda remaja saya juga langsung berbicara kepada seorang dari pengurus pemuda remaja itu, karena saya ingin sekali untuk melayani TUHAN, oleh sebab itu  dalam saya melayani TUHAN saya rindu sekali  banyak jiwa-jiwa yang akan saya dapatkan.


Ketika saya sudah beranjak ke dewasa,  saya juga rindu sekali untuk di babtis,karena dalam peraturan gereja saya ” kalau yang tidak di babtis tidak boleh untuk melayani di gereja ” dan ketika saya mendengar peraturan yang ada di gereja saya,saya juga langsung respon dengan apa yang ada di dalam Gereja saya.

Dan ketika itu saya selesai ibadah dari Gereja,  saya langsung berbicara kepada mama dan papah saya kalau saya ingin sekali untuk melayani TUHAN, di saat saya berbicara hal itu kepada kedua orang tua saya……….mereka sangat setuju dengan apa yang akan saya senangin,  karena mereka sangat senang dengan apa keputusan saya karena mereka menganggap apa yang saya perbuat adalah yang terbaik pada diri saya dan pada akhirnya saya juga di babtis oleh bapak  gembala  sidang saya,  saya dibabtis pada”tangal 12 April 2007 pada hari jum’at”

Dan sewaktu saya selesai di babtis ke dua orang tua saya sangatlah gembira karena saya sudah di babtis.  dan ketika saya selesai di babtis saya langsung berbicara kepada kedua orang tua saya bahwa saya ingin sekolah pendeta,  dan pada saat saya berbicara hal yang seperti itu kepada mama dan papah saya,  yang sangat menyetujui saya sekolah pendeta adalah mama saya,  sedangkan papah saya tidak menyetujui saya, kalau saya sekolah pendeta,  tetapi……..!!!!!!!!!!!yang di setujui oleh papah  saya adalah kalau saya harus menjadi seorang bagian kesehatan (DOKTER) tetapi  saya  sangat  tidak setuju dengan apa yang ada pada papah saya karena saya sangat senang dengan seorang HAMBA TUHAN.
Dan sewaktu saya sudah selesai sekolah dari SMA saya juga berbicara kepada mama dan papah  saya juga,  dan di saat saya berbicara kepada mama dan papah saya, Mama saya juga berubah fikiran ketika saya berbicara tentang kalau saya ingin sekolah pendeta ,
   Mama:  saya langsung berbicara kepada saya kalau kamu……… tidak boleh sekolah pendeta karena kalau  kamu  menjadi seorang pendeta itu gajinya tidak ada,  dan untuk masa tua kamu juga tidak ada.
Tetapi ketika mama saya berpendapat seperti itu dan papah saya berpendapat lain juga,
       Kata papah saya: kamu akan menjadi seorang perawat dan seorang guru.
Tetapi saya juga tidak bisa   menerimanya karena bagi saya adalah: kalau saya menjadi seorang pendeta!!!!!!! Yang pertama sekali yang ingin saya selamatkan adalah keluarga saya yang ada di aceh yang sudah lama jauh dari TUHAN,  dan yang sudah tidak percaya lagi kepada TUHAN YESUS.
Yang membuat saya menjadi semakin percaya akan apa yang seharusnya saya lakukan adalah:  ( Pdp.A pakpahan ) karena  melalui gembala ini saya dapat di kuatkan dan saya dapat melalui semua apa yang akan saya lakukan sampai saat ini,  karena melalui hamba TUHAN saya dapat mengetahui  apa yang seharusnya saya lakukan pada masa muda ini,karena pada masa muda ini adalah masa yang sangat baik bagi setiap pada pemuda dan pemudi karena saat-saat ini adalah  sangat yang bahagia.
Demikianlah cerpen yang saya buat,  dan saya mohon dukungan doa  dari Bapak,  Ibu,  bahkan buat kakak tingkat yang ada di STT IKSM SA,  agar saya dapat kuat dalam menghadapi semua apa yang ada di dalam dunia bahkan apa yang ada di dalam keluarga saya.  Dan apa bila terdapat kata-kata yang salah saya mohon maaf .

Sekian dan terimakasi  TUHAN Yesus memberkati.
Saran saya kepada teman-teman semuanya marilah hendaknya kita sebagai anak, janganlah kita menyimpan sesuatu dendam kepada orang tua dan juga kepada setiap teman-teman kita atau pun orang yang pernah menyakiti kita dalam setiap pertemanan kita.



“  Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang di asihi-Nya,
     seperta seorang ayah kepada anak yang di sayangi  ”

                                                            “  Amsal  3 : 12  “
by: Ratih Lena Saragih


Administrasi Management Gereja

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN GEREJA
Nama                           : Ratih Lena Dabukke
Semestrer                     : IV (Empat)
Dosen                          : Pst. David B. Hasibuan
Mata Kuliah                : Administasi dan Managemen Gereja
Buku                           : Prinsip-prinsip Pertimbangan Utama dalam Administrasi Gereja
Penulis                         : Pdt. Dr. Yakub B. Susabda

Tujuan buku ini ialah melengkapi pemimpin-pemimpin gereja dalam mempertanggung jawabkan pelayanan mereka kepada Tuhan dan sesama, di dalam dan melalui gereja. Buku ini membahas pokok penting yaitu bagaimana ‘mempertangung jawabkan’, oleh karena itu dalam buku ini mengatakan bahwa terkadang kata ini di salah tafsirkan oleh orang-orang.  Misalnya ada pemimpin gereja ynag sudah merasa cukup bertanggung jawab dengan melaksanakan dan memimpin secara langsung seluruh tugas rohani di gerejanya, seperti khotbah, memimpin P.A, persekutuan doa, dan sebagainya. Tetapi ada juga pemimpin gereja yang berpendapat bahwa tanggung jawabnya yang utama sebagai pemimpin sebenarnya terletak dalam pengaturan strategi kehidupan pelayanan gereja.
Oleh sebab itu ia perlu secara langsung terlibat dengan setiap pelayanan rutin yang ada dalam gereja yang ia pimpin. Ia adalah pemikir, organisator, dan otak dari seluruh kehidupan dan pelayanan gerejanya. Dan di tengah segala macam penafsiran tentang pertanggung jawaban pemimpin gereja inilah muncul istilah administrasi gereja. Istilah yang sejak lahirnya sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi di formulasikan. Terutam karena konteknya salah dan pendekatannya pun menurut pengamatan penulis buku ini adalah tidak tepat.

Adminstrasi gereja dianaktirikan di satu gereja, dimanjakan di gereja lain, tetapi yang lebih parah di hamper semua gereja administrasi gereja sudah dikebirikan dan hanya dipakai dengan sebutan saja (hanya nama saja).apakah sebenarnya administrasi gereja? Pertanyaan ini mungkin terlalu pagi untuk dijawab. Dalam konteks ini seharusnya kita harus mengerti terlebih dahulu bahwa pada hakikatnya administrasi gereja adalah pertangungjawaban para pemimpin-pemimpin gereja dalam menyediakan wadah yang tepat dan jelas, di mana inkarnasi firman itu menjadi kenyataan. Dimana gereja betul-betul menjadi tubuh Kristus, kehadiran Kristus yang hidup dan konkret.
Dengan kesimpulan ini menjadi sangat jelaslah bahwa Adminstrasi gereja sebenarnya tidak seperti apa yang di contohkan orang selama ini, sebagai urusan surat-menyurat, rapat-rapat, ataupun organisasi pada umumnya saja. Karena Administrasi gereja adalah ekspresi dari seluruh tangung jawab pemimpin gereja dalam hidup pelayanannya. Oleh sebab itu, cara  pelaksanaanya tergantung dari tiap individu pemimpin itu sendiri. Bergantung mutlak pada bagaimana menafsirkan kebenran Firman Tuhan; “bagaimana ia melihat kebutuhan yang ada dalam gerejanya”; “bagaimana ia menyeleksi hal-hal yang primer dan sekunder, yang mendesak dan dapat di berhentikan”; “bagaimana strategi dan rencananya untuk mencapai goal yang antara lain melengkapi gereja dalam memenuhi tugas panggilannya.
Alkitab memang tidak pernah memberikan resep bagaimana Adminitrasi gereja harus di lakukan. Alkitab hanya memberikan prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan utama bagi setiap pemimpin gereja dalam Administrasi geraja. Oleh sebab itu pelaksanaannya sangat fleksibel, tergantung pada situasi dan kondisi jemaat setempat. Adminitrasi gereja adalah pertanggungjawaban dari pemimpin-pemimpin gereja atas seluruh kehidupan pelayanan gereja. Oleh sebab itu Administrasi gereja selalu bersangkut paut dengan iman dari pribadi-pribadi pemimpin gereja itu, situasi dan kondisi jemaat itu, misi gereja dan sejarah yang akan di capai oleh para setiap para pemimpin gereja.
1.      Bersangkut-paut dengan iman, oleh karena itu Administrasi gereja tidak sama dengan  Administrasi dan organisasi apapun juga. Administrasi gereja hanya bisa dilaksanakan oleh orang Kristen yang imannya sehat, yang mempunyai Teologi dan pengetahuan Alkitab yang sehat juga. Oleh karena itu Administrasi gereja tidak boleh diserahkan pada orang-orang Kristen yang baru, di mana pengetahuan Alkitab dan Teologinya masih kanak-kanak. Tidak setiap orang berbakat Administrasi biasanya diberi tanggung jawab Administrasi gereja. Begitu juga denga organisasi. Hanyalah orang-orang Kristen dewasa, yang beriman sehat dan yang menduduki posisi kunci dalam jemaat, yang dapat memikul tanggung jawab Administrasi gereja.
2.      Bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi jemaat oleh karena Adminstrasi gereja selalu fleksibel da tidak perlu paksaan. Administrasi gereja hanya lahir dari suatu pergumulan dengan Tuhan. Dia Tuhan yang hidup dan yang menyatakan firmaNya sesuai dengan situasi dan kondisi jemaatNya.
3.      Bersangkut-paut dengan misi gereja oleh karena itu administrasi hanyalah alat supaya gereja bisa melaksanakan misi yang dipercyakan Allah padanya. Administatrasi gereja adalah akspresi dari kepakaan pemimpin-pemimpin gereja terhadap kehendak Allah atas gerejaNya.
Respon
Sebagai salah satu dari pembaca buku ini, saya merasa bahwa buku ini telah memberikan inspirasi yang baik untuk dikuti. Artinya saya sangat setuju dengan apa yang telah di papar oleh Bapak Pdt. Dr. Yakub B. Susabda, bahwa seorang pemimpin haruslah peka dan mampu untuk mempertanggungjawabkan pelayanan secara lebih khusus Administrasi gereja, bukan hanya peka tetapi harus memiliki iman yang sehat, teologi yang sehat dan dapat dipercaya.


Manfaat buku
            Memberikan pengertian yang benar mengenai penafsiran yang salah tentang adminstrasi gereja, dan memotivasi para pemimpin untuk lebih bersungguh-sungguh dalam memimpin jemaat yang telah dipercayakan Tuhan, serta memberika gambaran yang jelas kepada para pemimpin juga jemaat bahwa administarsi gereja bukanlah hal yang mudah, sebab Administrasi gereja tidaklah sama dengan administrasi yang biasa dilakukan di sebuah perusahan atau organisasi. Karena administrasi gereja adalah bagaimana mempertanggung jawabkan dihadapan jemaat dan terlebih Tuhan.
Rekomendasi
            Buku ini cocok bagi mahasiswa Teologi yang imannya sehat dan teologinya sehat, untuk menjadi panduan bagaimana seharus mengelola administrasi yang benar bukan hanya teori tetapi lebih kearah penerapan praktisnya. Buku ini sangat baik untuk pemimpin gereja yang pemula, agar mengetahui apa sebenarnya yang harus dilakukan dalam kehidupan gereja. Buku ini juga cocok untuk pemimpin gereja yang senior agar tidak terbawa arus pemikiran yang salah tentang administrasi gereja.
 Buku               : Manajemen Pelayanan Pengantar dan Lokakarya
Penulis             : Pdt. Drs. Agus Lay
Buku ini ditulis dalam rangka usaha menjawab kebutuhan pengelolaan pelayanan kerohanian, baik dalam gereja maupun organisasi-organisasi Kristen yang ada di tanah air, melalui lokakarya. Buku ini mencoba untuk memperkenalkan cara pemahaman terhadapa prinsip dan fungsi manajemen serta aplikasinya dalam pelayanan kerohanian. Memang tidaklah mudah untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai buku teks manajemen. Kesulitan pertama berhubungan dengan kenyataan bahwa manajemen  itu sendiri sebagai ilmu masih relative baru, walaupun praktiknya sudah setua usia manusia. Dalam banyak hal, belum ada keseragaman di antara para ahli dan penulis buku-buku manajemen lainnya. Keadaan itu tidak mengherankan benar karena memang manajemen dan fungi-fungsi manajemen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Kesulitan kedua berhubungan dengan kebijakan dalam mengadakan seleksi : bagian-bagian manakah dari berbagai teori, konsep, dan gagasan ahli-ahli manajemen yang sesuai dengan persepsi dan gagasan kristiani, bahkan dengan prinsip-prinsip alkitabiah. Buku ini juga dipersiapkan sebagai bahan pengantar untuk suatu lokakarya. Sementara, lokakarya itu sendiri dimaksudkan sebagai latihan dalam kepemimpinan bagi orang-orang Kristen, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam melakukan tugas mereka, serta dapat memimpin orang-orang lain dengan lebih baik lagi. Buku ini tidak sembarang mengambil bahan-bahannya dalam menyampaikan bahan-bahan lokakarya, karena bahan-bahannya telah diolah berdasarkan Alkitab, dan sejumlah buku pendukung dalam bidang manajemen serta pengalaman mengapilkasikan prinsip-prinsip manajemen dalam pelayanan kristen. Bahan-bahan pengantarnya sendiri dipersiapkan dalam bentuk kerangka yang diperluas dan seseorang yang mengikuti ceramah-ceramah pengarah dapat menyisipkan catatan-catatan tambahan pada kerangka. Dengan demiian, ia dapat mengikuti ceramah pengantar secra aktif dan pada akhirnya akan mempunyai catatan lengakap.
Tujuan buku ini adalah untuk:
1.      Menyajikan dasar alkitab mengenai manajemen
2.      Menyajikan ‘ bagaimana melakukan’ dan bukan sekedar mengajarkan prinsip-prinsip
3.      Melakukan ‘ bagaimana melakukan ‘ itu dengan mengunakan lembar kerja.
4.      Mengintegrasikan sejumlah ‘bagaimana melakukan’ itu, sedemikian rupa, sehingga  aplikasinya dipadu dari satu lembar kerja ke lembar kerja berikutnya.
Tiap bagian dari lokakarya didasarkan pada bagian yang mendahuluinya. Waktu khusus harus disediakan untuk mengadakan lokakarya dengan mengisi lembaran kerja. Mulai dari bagian pertama, sampai bagian terakhir. Lokakarya ini akan menolong untuk melakukan dengan baik fungsi-fungsi manajemen dalam pelayanan. Namun, hal ini dapat terlaksana hanya apabila benar-benar mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dalam situasi sebenarnya. Karena itu, hendaknya terus-menerus bertanya pada diri sendiri, apakah yang harus saya perbaiki dalam pelaksanaan tugas saya selama ini, atas dasar latihan yang saya peroleh?. Ketika melalui lokakarya, maka mulailah menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari, dengan begitu anda akan dapat menemukan sendiri pola yang lebih sesuai dengan kondisi pelayanan anda. Ulangi pola itu berkali-kali, mungkin juga dengan revisi dan penyesuaian, maka pada akhirnya, anda akan memiliki poala yag mantap dalam aplikasi fungsi-fungsi manajemen untuk pelayanan.
Respon
Apa yang telah dituliskan dalam buku ini, merupakan penerapan secara tidak langsung kepada pembaca, karena penulis buku mencoba untuk memberikan kemudahan kepada pembaca untuk dapat mempraktekan secara langsung dan tidak ada tuntutan harus sempurna.  Melainkan penulis menyarakan agar belajar dari apa yang diberikan melalui lokakarya dan ikuti perkembangannya yang sesuai dengan pola dan situasi serta kondisi jemaat. Namun buku ini mempunyai kelemahan yaitu, segi iman: misi gereja: dan pengetahuan tentang sejarah. Bukan berarti saya tidak setuju tetapi perlu peninjauan yang lebih akurat, dari sudu iman; sejarah dan misi gereja, bukan hanya bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi pelayanan.
Manfaat buku
            Dapat mendorong pembacanya untuk mengelola pelayanan dengan lebih baik dalam usaha mencapai efisien pelayanan.

Rekomendasi
Buku ini cocok untuk semua orang Kristen yang terlibat dalam pelayanan gereja. Juga baik di gunakan untuk membuat administrasi pribadi, dan bagaimana cara mengelola suatu usaha agar dapat mencapai goal yang telah ditetapkan.






Maju Terus untuk IKSM Santosa Asih